A. Pengertian Studi Islam
Studi Islam atau Dirosah Islamiyah (barat
dikenal dengan istilah Islamic Studies), secara sederhana dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Dikalangan para ahli masih terdapat
perdebatan tentang Studi Islam (agama). Jika dilihat dari sisi Normativitas, kurang
pas rasanya untuk dikatakan sebagai disiplin ilmu, karena normativitas studi Islam agaknya terbebani
oleh misi keagamaan yang bersifat subyektif, dan apologis, yang menyebabkan
kadar muatan analisis, kritis, metodologis, histories, empiris, terutama dalam
menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang
begitu ditonjolkan. Sedangkan bila dilihat dari sisi Historisitas, tampaknya
tidaklah salah . Inilah Islam kalau dilihat secara historisitas yakni Islam dalam arti yang
dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan
manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu
keislaman atau Islam Studies.
B. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat
Masa Renaisance (abad pertengahan :
1250-1800 M) adalah masa dimana peradaban Barat menuai kebangkitannya sementara
peradaban Islam mengalami stagnasi. Renaisance membawa perubahan baru bagi
dunia Barat dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Ekonomi. Dan perkembangan tersebut banyak dipengaruhi
oleh peradaban Islam. Sebagaimana kita ketahui di masa kejayaan Islam,
Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah merupakan salah satu
tempat yang mengalami kemajuan dalam bidang pendidikan, politik, sosial, dan
ekonomi. Terbukti dengan adanya beberapa universitas Islam yang didirikan.
Seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Pada waktu
itu beberapa tokoh-tokoh Barat datang mengunjungi universitas-uninersitas
tersebut untuk memperdalam ilmu mereka. Selama mereka belajar, mereka melakukan
penerjemahan ilmu-ilmu karya tokoh-tokoh muslim kedalam bahasa Latin. Hal ini
didukung oleh King Frederick H (mantan Kaisar Holy Roman Empire : 1215-1250)
yang dipimpin oleh Petrus Venerabilis dengan cara membayar orang Spanyol
sebagai penerjemah. Kegiatan ini berpusat di Toledo dan Palemo.
Dan ketika mereka kembali ke negaranya
masing-masing, mereka ditantang oleh Paus di Vatikan untuk mendirikan
universitas-universitas serupa. Kemudian berdirilah perguruan tinggi-perguruan
tinggi disemenanjung Italia, Padua, Florence, Milano, Venezia, disusul oleh
Oxford dan Cambridge di Inggris, Sorbone di Francis, dan Tubingen Di Jerman.
Setelah berdirinya universitas-universitas diatas, membukakan jalan bagi Barat
untuk mengembangkan dunia ilmu pengetahuannya.
Jadi jelaslah, sejarah Berkembanganya
Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke
dunia timur untuk mengkaji ilmu.
Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan
muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan massa
pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian
Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua
itu manfaat dari ilmu dan budaya islam selama hampir tiga abad.
C. Perkembangan Studi Islam di dunia Barat
Usaha mempelajari agama Islam tidak hanya
terbatas pada kalangan umat muslim semata, namun dilakukan pula oleh
orang-orang diluar kalangan islam. Orang-orang inilah yang disebut dengan
istilah kaum “Orientalist”. Namun orientasi pembelajaran Islam oleh kedua
kalangan ini tentunya berbeda. Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan umat
muslim bermaksud untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran
islam yang kemudian dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup (way of live).
Sementara Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan orientalist bermaksud untuk
mempelajari seluk-beluk ajaran islam dan semata-mata menjadikannya sebagai Ilmu
Pengetahuan (Muhaimin dkk : 1994). Hal ini yang membuat Islam lebih dikenal
sebagai sains diduia barat (sains islam).
Pada dasarnya Studi Islam dan Sains
Islam ada perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains terletak pada
objek kajiannya. Yakni ilmu pengetahuan. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam
adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran islam yang
dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti
kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas
arahan nilai-nilai islami. Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr
adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang
keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban
islam. Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi,
peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan
peradaban manapun jua. Dari Sains Islam inilah membuat orang barat
tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan islam yang sampai terkenal di
Eropa. Al hasil, menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat
adalah ketika Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu
pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa
dua set alat percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang
bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.
Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan
Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti,
ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni.Pada akhir
tahun 1801 Masehi.
Dalam perkembangan studi Islam di dunia Barat,
obyek pengkajian dapat digolongkan menjadi dua. Pertama, pengkajian bahasa arab. Studi Islam mensyaratkan kajian
intensif mengenai bahasa arab yang berkembang sejak permulaan abad 19, dan
melahirkan pakar-pakar bahasa arab di barat seperti A.I. Sylvestre de Sacy
(Prancis) dan Johan Jakob Reiske
(Jerman). Kedua, pengkajian
teks. Kajian teks hanya dapat dilakukan oleh kalangan-kalangan yang memiliki pengetahuan
solid mengenai bahasa arab.
Bahan
Bacaan
Muhaimin,
Tadjab dan Abd. Mujib. 1994. Dimensi-dimensi
Studi Islam. Surabaya: Karya
Abditama.
No comments:
Post a Comment