"Persilisihan yang dipicu oleh masalah
agama,
kian hari kian mengancam kehidupan berbangsa kita"
Berangkat dari pemahaman bahwa setiap manusia memiliki
kepercayaan dan atau keyakinan atas sebuah kekuatan yang sifatnya sakral (sacred) yang mana kepercayaan itu
menjadi salah satu landasan yang paling fundamental dalam membangun atau
mempengaruhi manusia dalam menentukan sikap sosialnya. Keyakinan itu tertuju
pada sesuatu yang sifatnya suci/sakral yang kita kenal sebagai Tuhan dan
terinstitusi dalam wujud agama.
Sejarah kemanusiaan
berada pada tapal batas kehancuran ketika kobaran rasa kebencian tengah
menyelimuti perasaan masing-masing pemeluk agama. bukan hanya rasa kebencian
yang mengancam, namun ada permasalahan mendasar yang terus-menerus tertanam
dibawah relasi antara agama-negara, permasalahan itu terkait dengan “posisi dan
peran” dari kedua entitas tersebut.
Agama cenderung berada dibawah pengaruh dominasi negara, dimana Agama
dipaksa sebagai pelayan kekuasaan. Adalah sesuatu yang paradoksal tentunya
ketika terjadi ketidakadilan, agama justru tidak memberikan reaksi nyata.
Bahkan lebih parah lagi, ketika kekuasaan ingin mempertahankan hasrat
kekuasaannya, agama kemudian dengan serta merta akan mencarikan dasar teologis
(dalil) pembenar atas tindakan tersebut.
Relasi
agama dan negara adalah satu entitas kajian yang perlu mendapatkan perhatian
serius. Karena bagaimana relasi agama dan negara berjalan sangat mempengaruhi
perkembangan dan realiatas kehidupan beragama dan bernegara itu sendiri.
Bila
relasi (hubungan) antara agama dan negara semakin ideal berada pada posisi yang
diharapkan, maka akan melahirkan realitas dalam menjalani kehidupan beragama
dan bernegara yang ideal pula. Baik dalam konteks realitas multikulturalisme di
Indonesia maupun dalam konteks untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan yang
lebih baik.
Kesemuanya
itu bermuara dalam rangka menjawab problematika yang terjadi, termasuk
persoalan atas hadirnya fundamentalisme atau radikalisme yang akhir-akhir ini
semakin mendangkalkan realitas multikulturalisme. Di sinilah letak peran dan
posisi relasi agama dan negara. Dan perjalanan peradaban bangsa-bangsa di dunia
tidak bisa dilepaskan dari posisi bagaimana relasi agama dan negara ditentukan
dan dijalankan.
Ditengah
kompleksitas kehidupan bernegara, agama seharusnya mampu hadir sebagai media
yang mampu memberikan penerangan atas perjalanan roda pemerintahan, atau dengan kata lain
mampu menjadi pengontrol atas jalannya kekuasaan.
No comments:
Post a Comment