Monday, June 4, 2012

Mengurai Relasi Agama-Negara


"Persilisihan yang dipicu oleh masalah agama, 
kian hari kian mengancam kehidupan berbangsa kita"

Berangkat dari pemahaman bahwa setiap manusia memiliki kepercayaan dan atau keyakinan atas sebuah kekuatan yang sifatnya sakral (sacred) yang mana kepercayaan itu menjadi salah satu landasan yang paling fundamental dalam membangun atau mempengaruhi manusia dalam menentukan sikap sosialnya. Keyakinan itu tertuju pada sesuatu yang sifatnya suci/sakral yang kita kenal sebagai Tuhan dan terinstitusi dalam wujud agama.  

Sejarah kemanusiaan berada pada tapal batas kehancuran ketika kobaran rasa kebencian tengah menyelimuti perasaan masing-masing pemeluk agama. bukan hanya rasa kebencian yang mengancam, namun ada permasalahan mendasar yang terus-menerus tertanam dibawah relasi antara agama-negara, permasalahan itu terkait dengan “posisi dan peran” dari kedua entitas tersebut.  Agama cenderung berada dibawah pengaruh dominasi negara, dimana Agama dipaksa sebagai pelayan kekuasaan. Adalah sesuatu yang paradoksal tentunya ketika terjadi ketidakadilan, agama justru tidak memberikan reaksi nyata. Bahkan lebih parah lagi, ketika kekuasaan ingin mempertahankan hasrat kekuasaannya, agama kemudian dengan serta merta akan mencarikan dasar teologis (dalil) pembenar atas tindakan tersebut.

Relasi agama dan negara adalah satu entitas kajian yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena bagaimana relasi agama dan negara berjalan sangat mempengaruhi perkembangan dan realiatas kehidupan beragama dan bernegara itu sendiri.

Bila relasi (hubungan) antara agama dan negara semakin ideal berada pada posisi yang diharapkan, maka akan melahirkan realitas dalam menjalani kehidupan beragama dan bernegara yang ideal pula. Baik dalam konteks realitas multikulturalisme di Indonesia maupun dalam konteks untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan yang lebih baik.
Kesemuanya itu bermuara dalam rangka menjawab problematika yang terjadi, termasuk persoalan atas hadirnya fundamentalisme atau radikalisme yang akhir-akhir ini semakin mendangkalkan realitas multikulturalisme. Di sinilah letak peran dan posisi relasi agama dan negara. Dan perjalanan peradaban bangsa-bangsa di dunia tidak bisa dilepaskan dari posisi bagaimana relasi agama dan negara ditentukan dan dijalankan.

Ditengah kompleksitas kehidupan bernegara, agama seharusnya mampu hadir sebagai media yang mampu memberikan penerangan atas perjalanan roda pemerintahan, atau dengan kata lain mampu menjadi pengontrol atas jalannya kekuasaan.    

No comments:

Post a Comment